|
Sabtu, 23 Nov 2024
  • PERKULIAHAN Semester GENAP 2023/2024 : 19 Februari - 19 Juni 2024
X

Inovasi Perawatan Luka Bakar: Daun Patikan Kebo dan Madu Bersinergi di Tangan Mahasiswa UNSOED

FMIPA UNSOED

[unsoed.ac.id, Sel, 19/07/24]. Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) kembali menunjukkan kepiawaian mereka dalam menciptakan solusi inovatif. Kali ini, tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) yang dipimpin oleh Hayatul Khoirinnisa dan beranggotakan Roro Winda Puji Lestari, Alma Nurtiara, Dwi Yuliyanti, serta Enggel Lita Septiana menghadirkan terobosan baru dalam bidang kesehatan. Mereka berhasil mengembangkan hidrogel dari ekstrak daun patikan kebo dan madu yang efektif dalam merawat luka bakar derajat 2.

Penelitian yang dipandu oleh Dr. Santi Nur Handayani M.Si bersama dengan mahasiswa Jurusan Kimia UNSOED ini telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam analisis efektivitas hidrogel berbasis ekstrak daun patikan kebo dan madu dalam terapi luka bakar derajat 2.

Menurut Hayatul Khoirinnisa selaku ketua tim, “Kunci efektifitas hidrogel daun patikan kebo dan madu dalam perawatan luka bakar terletak pada kandungan ekstrak etanol daun patikan kebo yang kaya akan senyawa metabolit sekunder.” Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, ekstrak daun patikan kebo mengandung berbagai senyawa seperti tanin, saponin, flavonoid, alkaloid, dan terpenoid. Senyawa-senyawa tersebut memiliki manfaat yang signifikan dalam penyembuhan luka bakar. Mereka berperan dalam merangsang pembentukan jaringan baru, berfungsi sebagai antiseptik, antibakteri, dan meningkatkan kadar antioksidan serta kekuatan jaringan kulit. Madu, yang juga dikenal dengan sifat antibakteri, antioksidan, antiinflamasi, dan kemampuannya merangsang pengangkatan jaringan mati, semakin memperkuat efektivitas hidrogel dalam penyembuhan luka bakar.

Kombinasi ekstrak daun patikan kebo dengan madu yang diformulasikan dalam bentuk hidrogel diharapkan mampu meningkatkan efektivitasnya dalam menunjang pertumbuhan sel kulit baru dan mempercepat proses pemulihan luka bakar.

Lebih lanjut Hayatul Khoirinnisa menjelaskan, “Proses penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahap. Diantaranya, ekstraksi daun patikan kebo, skrining fitokimia, pembuatan sediaan hidrogel, uji fisik hidrogel, uji aktivitas antibakteri hingga uji antiinflamasi. Kemudian, langkag terakhir dilakukan uji in vivo terhadap hewan uji menggunakan tikus putih galur wistar.”

Hidrogel daun patikan kebo dan madu ini merupakan alternatif yang menjanjikan untuk membantu penyembuhan luka bakar. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji efektivitasnya pada manusia dan untuk menentukan dosis optimal.

#unggul dan berkarya.

 

KELUAR