Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman Mendesain Material Maju untuk Mendukung Gerakan Indonesia Bebas PCB 2028

Purwokerto – Mahasiswa dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) telah berhasil mendesain material maju yang memiliki potensi besar dalam mendegradasi Bifenil Poliklorinasi (PCB). Penemuan ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap tujuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia bahwa Indonesia harus bebas dari PCB pada tahun 2028.

PCB banyak digunakan dalam berbagai industri, termasuk industri elektronik, bahan bangunan, dan transformator listrik. Senyawa ini merupakan senyawa kimia yang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, diantaranya menyebabkan kanker, hipertensi, gangguan sistem saraf, diabetes hingga kematian.. Namun, karena sifatnya yang persisten dan sulit terurai, PCB dapat menumpuk di lingkungan dan berpotensi mencemari air, tanah, dan udara.

Tim Program Kreativitas Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman yang diketuai oleh Misbachul Syurur Ramadhan beranggotakan Sanifha Hana dan M. Fadil di bawah bimbingan Bapak Anung Riapanitra, Ph.D mensintesis material baru yang memiliki kemampuan mendegradasi PCB. Material tersebut adalah Bismuth Vanadate (BiVO₄) terdekorasi Carbon Quantum Dots (CQDs) (BiVO₄@CQDs). Material ini memiliki efisiensi yang tinggi dalam mendegradasi PCB dengan bantuan penyinaran cahaya tampak, seperti matahari.

Integrasi material BiVO₄@CQDs juga memanfaatkan limbah botol plastik PET yang sulit terurai sebagai sumber CQD yang dapat meningkatkan kemampuan BiVO₄ dalam mendegradasi PCB. “Dalam penemuan ini kami mengaplikasikan serbuk BiVO₄ dalam bentuk film tipis sehingga mempermudah material ini digunakan berulang kali” ujar Misbachul Syurur.

Penemuan ini dapat diterapkan dalam mendegradasi PCB sehingga membantu mengurangi dampak negatifnya pada lingkungan. Sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 29 Tahun 2020 tentang Pengelolaan PCBs. Pencapaian Tim PKM Unsoed ini tidak hanya sebagai prestasi akademik, tetapi juga sumbangan berharga bagi upaya Indonesia menuju lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Dengan kerja keras, dedikasi, dan inovasi seperti ini, harapan untuk mencapai Indonesia bebas PCB pada tahun 2028 semakin nyata.