|
Monday, 29 Apr 2024
  • PERKULIAHAN (Semester GENAP 2022/2023): 13 Februari - 16 Juni 2023
X

MAHASISWA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN MEMBUAT NANOPARTIKEL PERAK DENGAN EKSTRAK DAUN KUBIS SEBAGAI ANTIKANKER PAYUDARA

Salah satu tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Jenderal Soedirman melakukan inovasi baru dengan membuat antikanker payudara dari nanopartikel perak dengan bioreduktor daun kubis. Tim PKM tersebut berasal dari Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, diketuai oleh Sandrina Arie Maharani, dengan anggota Anisa Kusuma Dewi, Ela Dwiyanti, dan Zufairotul Istiqomah, serta di bawah bimbingan dosen pendamping Anung Riapanitra, Ph.D.

Tumor ganas atau yang biasa disebut dengan kanker, merupakan penyakit tidak menular yang muncul dengan ditandai adanya beberapa sel atau jaringan tubuh yang berkembang tidak normal (abnormal) dan bersifat ganas. Salah satunya adalah kanker payudara yang berasal dari jaringan payudara. Menurut WHO, Tingkat kematian yang disebabkan oleh kanker payudara masih berada pada posisi dua besar di antara penyakit kanker lainnya bagi perempuan. Pengobatan penyakit ini selama ini dilakukan dengan kemoterapi menggunakan obat sitotoksik yang berperan merusak DNA. Namun, kemoterapi memiliki kelemahan yaitu tidak hanya mematikan sel-sel kanker tetapi juga dapat menyerang sel-sel sehat. Karenanya perlu solusi alternatif untuk menyembuhkan penyakit kanker dalam tubuh.

Salah satu Metode yang sedang banyak dipelajari saat ini adalah penggunaan nanopartikel perak (AgNPs). Nanopartikel perak memiliki selektifitas dan sensitivitas lebih tinggi. Sintesis AgNPs memerlukan penstabil dan reduktor. Kubis atau biasa disebut kol dipilih sebagai bioreduktor penstabil nanopartikel karena merupakan jenis sayuran yang tergolong ekonomis dan sangat mudah ditemukan di sekitar manusia. Kubis kaya akan fitonutrien dan berbagai vitamin, seperti A, C, E, dan kandungan glucosinolate yang memiliki aktivitas antikanker.

“Belum efektifnya pengobatan kanker saat ini yang mendorong kami untuk membuat material antikanker payudara dari sintesis nanopartikel perak  dengan bioreduktor daun kubis sebagai inovasi baru yang dapat membantu mengurangi kasus payudara yang ada di Indonesia,” kata Sandrina.

Metode untuk menyintesis nanopartikel perak (AgNPs) termasuk ke dalam metode sintesis hijau yang lebih ramah lingkungan sebagai alternatif pengganti berbagai metode fisika dan kimia yang tidak ramah lingkungan. Penelitian ini mengujikan sampel hasil sintesis pada sel MCF-7 dengan uji PrestoBlue untuk mengetahui efek sitoktoksisnya.

Inovasi baru penelitian yang dilakukan tim PKM ini tidak hanya menjadi suatu prestasi akademik, tetapi juga sebagai suatu terobosan dalam penanganan kanker payudara agar penderita kanker payudara di Indonesia menjadi berkurang jumlahnya.

KELUAR